Jumat, 08 Agustus 2014

TPQ MA’WA AL AWWABIIN

Bismillahirrahmaannirrahiim ....
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang- orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah,yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan )mereka.Oleh sebab itu hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (Q.S. An Nisa’:9)

TPQ Ma’wa Al Awwabiin beralamat di  Jalan Kuwiran IV rt 01/18 Makamhaji Kartasura yang bertempat di Masjid Ma’wa Al Awwabiin. Masjid tersebut merupakan wakaf dari Bapak SRIYADI yang diserahkan kepada Ustadz Muinnudinillah dalam pengelolaannya. TPQ pertama di dirikan sekitar tahun 2008. Yang bermaksud untuk dakwah dikampung. Yang dikelola dari pondok Ma’had dan para remaja. Selang beberapa waktu TPQ ini sempat surut, karena banyak remaja yang ikut mengelola tak bisa melanjutkan kembali sehingga pada akhirnya, kami susun kembali struktur keorganisasian  yang melibatkan semuanya,sebagai pendukung. Baik dari Bapak RT, Ta’mir masjid, ibu-ibu maupun remaja  dan pastinya guru dari Ma’had Abu Bakar serta ditambah guru dari Pondok Sobron.Dan penjagaan komunikasi yang lancar,baik dari pengurus ,guru,serta wali santri.  Disinilah TPQ Ma’wa mulai bangkit dan mulai mengikuti kegiatan di luar.
Pembelajaran TPQ dalam 1 pekan itu ada 5 hari. Hari senin, selasa, kamis kami jadwalkan untuk BTA dan pembelajaran aqidah, tarikh, b.arab, fiqih dan lain-lain. Hari jum’at, perpustakaan dan pencak silat dan hari sabtu bimbingan belajar, serta adanya latihan rebana untuk seninya. Kami mengadakan ekstra pencak silat yang diuraikan diatas QS : An Nisa’ : 9, agar generasi islam yang akan datang kuat secara fisik maupun kuat dalam ilmu yang lainnya. Seperti visi dan misi yaitu mencetak generasi yang Sehat, Cerdas, Ceria, Bertaqwa serta Berakhlaqul Karimah. Disamping itu juga, adanya Taman gizi yang kami selenggarakan setiap 1 bulan sekali.
Dan sesekali waktu kami isi dengan permainan, cerita dengan boneka, dan jalan–jalan keliling kampung. Serta penambah kegiatan lainnya yang membuat pembelajaran kami semakin menyenangkan.

Jumat, 01 Agustus 2014

METODE IQRO’ DAN KEMANDIRIAN SANTRI

Main Sufanti
Pengasuh TPA Al-Hidayah Karang Tengah Kartasura
Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta

            Di era  tahun 70-an waktu saya kecil,  saya belajar membaca Al-Quran  di masjid di kampung saya dengan metode eja. Pembelajaran dimulai dengan membaca huruf-huruf hijaiyah yang diberi syakal. Ustadz/ustadzah   menuntun  para santri mengeja huruf-huruf tersebut  yang ditulis di papan tulis, kemudian  para santri menirukannya.  Maka terdengarlah suara nyaring: “alif fatkhah a, alif kasroh i, alif dhommah u , a i u. Bak fatkhah ba, bak kasroh bi, bak dhommah bu, ba bi bu. Tak fatkhah ta, tak kasroh ti, tak dhommah tu, ta ti tu” dan seterusnya sampai “ya, yi, yu”.  Ketika pelajaran sudah sampai pada tanwin, maka akan terdengar suara nyaring: “Alif fatkhah tanwin an, alif kasroh tanwin in, alif  dhommah tanwin un, an in un. Bak fatkhah tanwin ban, bak kasroh tanwin bin, bak dhommah tanwin bun, ban bin bun. Tak fatkhah tanwin tan, tak kasroh tanwin tin, tak dhommah tanwin tun, tan tin tun” dan seterusnya sampai “yan, yin, yun”.
            Metode eja semacam itu sangat lambat untuk mengantar para santri dapat lancar membaca Al-Quran. Sangat jarang santri yang belajar di masjid itu  yang bisa membaca Al-Quran  ketika lulus sekolah dasar, apalagi khatam Al-Quran.  Yang bisa membaca Al-Quran dengan lancar adalah mereka yang tekun dan terus menerus belajar walaupun sudah memasuki usia sekolah lanjutan. Begitu pula, mereka yang sering mengikuti acara tadarus yang diselenggarakan di masjid tersebut secara rutin.

Metode Iqro’
            Di era tahun 90-an, muncullah metode Iqro’ yang disusun oleh KH. As’ad Humam, dari Balai Litbang LPTQ Nasional, Team Tadarus “AMM’ Yogyakarta. Metode ini menggunakan  “Buku Iqro’ Cara  Cepat  Belajar membaca Al-Quran”.  Buku disusun terdiri 6 jilid, yang disusun dengan memperhatikan keruntutan berpikir yaitu dari yang mudah menuju yang sulit, dari yang sederhana menuju yang kompleks, dan dari  huruf per huruf menuju huruf yang digandeng-gandeng.

TPA AR ROKHIM KERTONATAN

TPA  Ar Rokhim bertempat di SD Negeri I Kertonatan yang beralamatkan di desa Kertonatan Kecamatan Kartasura. TPA ini diresmikan keberadaannya 22 tahun yang lalu, tepat pada tanggal 15 juli 1990 . Selama kurun waktu yang panjang itu TPA Ar Rokhim berperan melayani masyarakat desa Kertonatan dalah pendidikan Agama Islam pada umumnya dan Baca Tulis Al Qur’an khususnya, dan masih tetap bertahan dan eksis sampai saat ini dengan jumlah santri yang cukup banyak. Terhitung ada 143 santri yang belajar di TPA Ar Rokhim terdiri dari 87 santriwan dan 56 santriwati.
Pendirian TPA Ar Rokhim berasal dari gagasan kalangan tokoh agama Desa Kertonatan, berawal dari kebutuhan masyarakat yang mengharapkan anak anaknya bisa membaca dan menulis Al Qur’an. Ibarat gayung bersambut , kesadaran ini kemudian didukung oleh tokoh masyarakat serta pemerintahan desa Kertonatanyang saat itu di pimpin oleh Bapak Rokhimi Sidik Prayitno yang memberi dukungan  penuh baik moral maupun bantuan dana.
Pada saat awal kepengurusan TPA Ar Rokhim saat itu diketuai oleh Bapak Jarwo Sumarno (Alm.), dengan pelindung Kepala Desa Kertonatan dan Penanggung jawab P2A Desa Kertonatan. Proses belajar mengajar dilaksanakan dengan memakai gedung sekolah dasar Negeri (SD N) kertonatan 01, dan masih bertahan sampai saat ini.



Selasa, 22 Juli 2014

Bagaimana Mengakhiri Ramadhan

Hatta Syamsuddin, Lc

Segala puji bagi Allah, teriring doa dan keselamatan semoga terlimpah atas nabi dan rasul termulia: Muhammad SAW, juga atas keluarga dan para sahabat, serta kepada semua yang mengikuti mereka dalam kebenaran sampai hari kiamat nanti. Ramadhan akan segera berlalu. Kurang lebih beberapa hitungan hari lagi lagi hilal syawal akan muncul dan mengakhiri bulan mulia itu. Seperti biasa, kaum muslimin menyikapi akhir Ramadhan dengan ragam kegiatan yang berbeda-beda. Sebagian menjalankan sunnah I’tikaf untuk mengais keberkahan yang tersisa di bulan ini, khususnya kemuliaan malam lailatul qadar. Sebagian lainnya mulai menyibukkan diri untuk menyambut lebaran yang tengah dinanti. Berbagai adat tradisi yang mengitari seputar idul fitri pun mulai bermunculan di sana-sini. Setiap muslim di ujung ramadhan mendapati dirinya pada dua dilema yang selalu berulang setiap tahunnya. Kita pasti bersedih karena akan kehilangan momentum pahala dan keberkahan yang berlipat-lipat di bulan ramadhan, namun pada saat yang sama kita juga harus bergembira dengan datangnya hari raya Idul Fitri. Dari Aisyah ra, Rasulullah SAW bersabda tentang kebahagiaan di hari raya : “ Sesungguhnya setiap kaum itu mempunyai hari raya, dan sungguh inilah hari kegembiraan bagi kita “ (HR Bukhori).

Setidaknya ada tiga hal yang bisa dilakukan seorang muslim di akhir ramadhan, agar bisa tetap optimal dalam menutup ramadhan, sekaligus mempersiapkan kebahagiaan yang syar’I di hari raya nanti ;

Sabtu, 19 Juli 2014

Profil TPQ AR ROHIM PABELAN

TPA merupakan lembaga pendidikan nonformal yang bertujuan untuk mencetak masyarakat pada umumnya dan generasi muda pada khususnya menjadi generasi islam dan qur’ani.
            TPA Ar rohim beralamat di kidul warung rt 2 rw 6, pabelan, kartasura. Berdiri pada tahun 1990-an. TPA Ar rohim pabelan dahulu merupakan pusat TPA yang terdiri dari 3 desa, karena 2 desa diantaranya belum ada TPA. Saat itu jumlah santrinya cukup banyak. Banyaknya santri otomatis suasana TPA pasti lebih ramai, tapi ramainya mereka sebanding dengan juara-juara yang mereka dapatkan. Subhanallah
            Namun TPA Ar rohim kini sudah berdiri sendiri karena 2 desa yang sebelumnya belum ada TPA kini sudah berdiri TPA di masjid mereka. Kemudian seiring berjalannya waktu, jumlah santri TPA Ar rohim kini semakin sedikit namun masih terbilang cukup untuk dikatakan sebuah TPA. Jadi terkadang kami flexibel dalam materi untuk menyesuaikan kondisi santri. Dalam penyampaian materi, terkadang kami membuat sebuah game agar selalu diingat, juga menggunakan syair/lagu untuk materi tertentu. Untuk tahfidz kami mengambil waktu malam ba’da magrib setiap hari sabtu agar ada variasi waktu. Alhamdulillah walaupun tidak sebanyak dulu, juara dalam perlombaan pernah kami dapatkan. Kegiatan kami diluar jam TPA, kami pernah mengadakan lomba masak, lomba menggambar, mewarnai dan outbond keliling desa. Insya Allah dengan cara begitu kami dapat menarik perhatian anak-anak di desa pada khususnya untuk mengikuti TPA. Di dukung dengan acara-acara yang diadakan oleh BADKO TPQ juga membuat santri semangat untuk TPA. Apalagi saat Ramadhan tiba subhanallah antusias anak-anak desa untuk ke TPA luar biasa. Mungkin mereka ingin menghabiskan Ramadhan dengan banyak beramal sholeh.
           

Selasa, 15 Juli 2014

Melatih Kemandirian kepada Anak

Oleh : Lisda Farkhani, S. Psi
Sore itu terdengar perbincangan dari dalam kamar. “ssttttt tapi umi jangan sampai tahu,”bisik kakak. “iya tapi kalau ditanya umi gimana kak?”tanya adik. “senyum saja, nggak usah dijawab dik,”kata kakak lagi. Sesaat mba yang membantu dirumah kami keluar dari kamar kakak. “janji ya mba, “kata kakak. Mba hanya tersenyum dengan mengangguk dan terdengar adik teriak “makasih mba.” Begitu melihat aku sudah berdiri didepan kamar, anak-anak melangkah mundur,” ada apa ya?”tanyaku pada mereka. Kakak mengedipkan mata ke adik, sementara adiknya senyam-senyum,”nggak apa-apa kok umi,”kata adik. Ahad pagi itu akhirnya anak-anak menyampaikan protesnya. Mereka bertanya mengapa harus merapikan meja belajarnya dan melipat selimut sendiri. Termasuk juga beberapa tugas sehari-hari yang memang harus mereka kerjakan sendiri. Sementara beberapa temannya bercerita bahwa itu adalah pekerjaan mbak yang membantu dirumah. Akhirnya perbincangan panjangpun mengalir tentang pentingnya memahami dan belajar mengerjakan tugas-tugas pribadi serta manfaatnya bagi mereka kelak. Hingga adik berkomentar,”ehm jadi nanti kalau ada tamu umi nggak usah nyuruh mba bukain pintu dong, buka sendiri saja khan punya tangan dan kaki.” Aku tertawa sambil mengucek-ucek rambut adik, namanya anak-anak ternyata.

Abi umi seberapa seringkah bunayya berkomentar seperti cerita diatas. Mereka akhirnya akan menggunakan kalimat kita dengan sempurna saat diminta melakukan sesuatu. Seperti “apa abi dan umi nggak punya kaki?” Hal ini karena biasanya kita mengatakan  “tangan dan kaki adik senang lho kalau digunakan untuk mengambil minum sendiri,”
Sikap mandiri diperlukan dalam kehidupan manusia. Dengan kemandirian yang dimiliki orang menjadi siap menghadapi segala hal dengan lebih nyaman. Karena ia tidak perlu tergantung dengan kehadiran orang lain untuk membantu menyelesaikan urusannya.

Kamis, 09 Januari 2014

Halaqah Al Qur'an Usaha Menjaga Bacaan Al Qur'an Kita

Dalam rangka meyambung silaturahmi antar pengajar TPQ di kecamatan kartasura sekaligus sebagai  sarana menjaga bacaan Al Qur’an dari para ustadz dan ustadzah TPQ ,maka BADKO TPQ KARTASURA kembali meluncurkan sebuah program baru diawal tahun 2014 ini dengan Nama HQ atau singkatan dari Halaqah Al Qur’an. Forum yang dipromotori oleh LPA (Lembaga Pendidikan Al Qur’an) Badko TPQ Kartasura ini dimaksudkan sebagai media sharing tentang ilmu ilmu Al Qur’an bagi para pengajar Al Qur’an mulai dari makhorijul huruf, tajwid, bacaan ghorib dll. Diharapkan dengan mengikuti forum ini para ustadz dan ustadzah bisa terus terjaga bacaan Al Qur’annya karena sering disimak oleh ustadz dan ustadzah lainnya sehingga ketika ada kesalahan bisa langsung diperbaiki.  sesuai dengan  kaidah tajwid ulama Qiroah.Bagi ustadz maupun ustadzah yang ingin bergabung caranya sangat mudah cukup konfirmasi via sms dengan mengetik HQ#nama#Alamat#Tgl Lahir dan kirim ke 085742344392.

INDONESIA MENDONGENG


Menutup agenda kegiatan tahun 2013 ini BADKO TPQ KARTASURA menyelenggarakan silaturahmi akbar santri santri TPQ di kecamatan kartasura dengan tajuk INDONESIA MENDONGENG KEC. KARTASURA dengan mengambil tema “Berbagi Senyum Untuk Sahabat.”Acara ini merupakan hasil kerja sama antara BADKO  TPQ kartasura dengan LDK (Lembaga Dakwah Kampus) IAIN Surakarta dan didukung oleh Komunitas TPQ  Solo Raya yang juga menyelenggarakan acara yang sama secara serentak di 27 titik di karesidenan Surakarta dan 7 Kota besar di Indonesia.

Acara Indonesia mendongeng kecamatan kartasura yang dilgelar pada tagl 25 Desember 2013 kemarin mengambil tempat di Gedung Graha IAIN Surakarta, dengan menampilkan pendongeng Nasional Kak Wuntat Wawan Sembodo dari Kota Gede Yogyakarta.Antusiasme TPQ sangat luar biasa dalam menyambut acara ini, terlihat dari semangat mereka dalam menghadiri  acara ini bahkan ada santri santri yang rela bersepeda demi bisa hadir dalam acara Indonesia Mendongeng ini. Jumlah peserta mencapai 915 yang terdiri dari santri TPQ dan pengajarnya juga sebagian dari wali santri .