Selasa, 21 Agustus 2012

Salah Memaknai Idul Fitri

Bagi kalangan tertentu, bulan Ramadhân yang penuh berkah ini merupakan bulan beban. Ibadah-ibadah di bulan Ramadhân terutama ibadah puasa dianggap sebagai penghambat kesempatan. Meskipun dia tetap menunaikan ibadah puasa, namun tidak dengan sepenuh hati. Sementara kalangan yang lain menganggap, ibadah puasa di bulan Ramadhân merupakan rutinitas yang menjanjikan dan berakhir menyenangkan. Sebab sesudah Ramadhân ada hari raya, Idul Fitri. Para pedagang, sejak jauh-jauh hari sebelum Ramadhân tiba, mereka sudah bersiap melakukan stock barang sebagai persiapan untuk meraup keuntungan melimpah di bulan suci ini. Bahkan banyak pedagang musiman yakni khusus bulan Ramadhân. Para karyawan, pegawai, pekerja, buruh dan lain-lain yang bekerja di luar kota pun punya harapan untuk cuti menjelang hari raya

Muhasabah Bulan Syawal 2

Kalau Sudah Bersih, Kenapa Dikotori Lagi?...
Oleh : ustadzah Dwi Sariningsih
TPQ Madinatul 'Ilmi Ngemplak Kartasura

J
ika Ramadhan sudah pergi meninggalkan kita, maka ia telah menyampaikan berbagai pelajaran dan peringatan kepada hati orang-orang yang beriman. Bulan suci yang merupakan bongkahan dari usia kita, juga akan habis sebagaimana usia kita habis. Disaat-saat seperti itu akan ada banyak kaum yang menyesal, padahal bukan lagi w
aktunya untuk menyesal. Orang-orang yang berbahagia diakhir ramadhan atau diakhir usia adalah orang-orang yang mendapat ridha Allah.

Muhasabah Bulan Syawal

Salah satu indikator ketidakberhasilan ibadah ramadhan bisa kita lihat ketika kita masuk dibulan syawal ketika kita merayakan idul fitri yang oleh kebanyakan orang dinamakan dengan hari kemenangan,kemenangan karena kita telah bisa mengalahkan hawa nafsu kita,kemenangan karena kita telah memaksa diri kita untuk ta'at beribadah kepada Allah melalui serangkaian amalan amalan ramadhan yang merupakan madrasah tarbiyah bagi kaum muslimin.Ketika merayakan hari kemenangan kebanyakan kaum muslimin terbuai dengan